Pengkondisian Operan
kelompok 1
nama anggota:
101402030 - Adlin Ichsan
111402015 - Fitria N Sipahutar
111402017 - Muhammad Ryan Faisal
111402079 - Nathan Polindo
111402089 - Anthonius
SEJARAH MUNCULNYA TEORI
kelompok 1
nama anggota:
101402030 - Adlin Ichsan
111402015 - Fitria N Sipahutar
111402017 - Muhammad Ryan Faisal
111402079 - Nathan Polindo
111402089 - Anthonius
SEJARAH MUNCULNYA TEORI
KONDISIONING OPERAN B.F SKINNER
Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an,
pada waktu keluarnya teori S-R. Istilah-istilah seperti cues (pengisyratan), purposive
behavior (tingkah laku purposive) dan drive stimuli (stimulus
dorongan) dikemukakan untuk menunjukkan daya suatu stimulus untuk memunculkan
atau memicu suatu respon tertentu. Skinner tidak sependapat dengan
pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat dimana stimulus terus memiliki
sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut Skinner penjelasan S-R
tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan
bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungannya.
Skinner
menghindari kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari
Pavlov dan kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu
paradigma yang mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas
kondisi-kondisi yang bertanggung jawab atas munculnya respons atau tingkah laku
operan.
KAJIAN UMUM TEORI B.F SKINNER
Inti
dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning
operan) yaitu sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari
perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi.
Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan (Margaret E.
Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:
1. Belajar itu adalah
tingkah laku.
2. Perubahan tingkah-laku
(belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam
kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
3. Hubungan yang berhukum
antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat
tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di
observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.
4. Data dari studi
eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat
di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.
Sumber referensi
http://tepenr06.wordpress.com/2011/11/09/teori-kondisioning-operan-b-f-skinner/
http://made82math.wordpress.com/2009/06/05/teori-belajar-b-f-skinner-dan-aplikasinya/
https://www.google.co.id
http://tepenr06.wordpress.com/2011/11/09/teori-kondisioning-operan-b-f-skinner/
http://made82math.wordpress.com/2009/06/05/teori-belajar-b-f-skinner-dan-aplikasinya/
https://www.google.co.id
Testmoni
ini adalah tugas diskusi dari kelompok kami untuk mata kuliah psikologi.kami mendapat bagian teori belajar tantang pengkodisian operan.bagi kami sangatlah menarik membahas materi ini karena berkaitan dengan tingkah laku manusia.pada awalnya kami tidak mengerti sama sekali dengan teori yang diberikan sama sekali.nmaun setelah kami diskusikan secara pelan-pelan akhirnya kami mengerti apa itu yg dimaksud dengan teori pengkondisian operan.
demikian lah testmoni dari saya mudah-mudahan postingan blog saya ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
ini adalah tugas diskusi dari kelompok kami untuk mata kuliah psikologi.kami mendapat bagian teori belajar tantang pengkodisian operan.bagi kami sangatlah menarik membahas materi ini karena berkaitan dengan tingkah laku manusia.pada awalnya kami tidak mengerti sama sekali dengan teori yang diberikan sama sekali.nmaun setelah kami diskusikan secara pelan-pelan akhirnya kami mengerti apa itu yg dimaksud dengan teori pengkondisian operan.
demikian lah testmoni dari saya mudah-mudahan postingan blog saya ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar